Menurut seseorang, manusia punya 4 jenis kepribadian : Melankolis, Plegmatis, Sanguinis, dan Koleris. Dan tiap orang punya 4 kepribadian tersebut, hanya saja ada salah satu yang lebih dominan dari yang lainnya. Dan setelah membaca-baca, ternyata aku lebih cenderung Melankolis. Melankolis biasa disebut dengan si sempurna. Sebelumnya, ku akui aku ini bukan orang yang sempurna karena pada dasarnya manusia tiada yang sempurna. Kesempurnaan sejati hanyalah milik Allah SWT semata. Namun aku yang selalu ingin terlihat sempurna dalam berpenampilan. Saat memarkir motor pun selalu berkali kali mengecek sudah terkunci apa belum. Hal ini cocok dengan kepribadian tipe Melankolis. Saking ingin terlihat sempurnanya, sangat sering aku bercermin dan membawa sisir bila ke kampus. Sampai ke kampus, mampir ke wc untuk bercermin lagi untuk menengok penampakan rambut. Apakah tatanannya berubah atau tidak gara2 helm yang aku pakai.
Saat permasalahan menerpa, entah itu masalah uang, organisasi, kuliah, dan asmara pun. Jarang sekali aku mau menceritakan masalahku, bahkan dengan orangtuaku sendiri sekalipun. Bila masalah menimpaku, aku lebih sering menyendiri ke suatu tempat untuk menenangkan diri. Memang sih, solusi tak akan datang dengan cepat bila dipikirkan seorang diri. Tapi bagiku penyendirian yang penuh renungan tersebut, bisa membuatku menjadi tenang dan kembali bersemangat untuk segera menyelesaikan permasalahan. Terkesan introvert memang, karena melankolis pun juga cenderung introvert. Walaupun kadang juga bisa menjadi ekstrovert ketika suasana hati senang dan bahagia.
Walaupun bila ada masalah selalu dipikul sendiri. Bukan berarti sulit menyelesaikan permasalahan. Contohnya ya: Mata kuliah Manajemen yang penuh dengan permasalahan sdm yang butuh solusi, Alhamdulillah aku bisa mendapat nilai A dari ibu dosen. Maaf ya kalo rada sombong, ini tapi ya kenyataannya memang begitu Hehehe. Melankolis memang punya kelebihan dalam hal analitis dan pemikiran. Karena melankolis memang cenderung lebih ke pemikir. Lemahnya kadang malah terlalu lama berpikir karena banyak pertimbangan yang terlalu ini ita itu.
Selain terkenal sebagai seorang pemikir, si melankolis ini juga seorang pengamat. Pengamat yang selalu memperhatikan setiap orang yang dilihatnya. Aku pun demikian, banyak orang yang aku tahu tentangnya. Walaupun dia tak tahu menahu tentang diriku yang sebenarnya, bahkan malah orang tersebut tidak mengenalku. Tapi aku tahu dia hahaha Ya memang begitulah kehidupan seorang pengamat. Stalking dan kepo adalah keseharian yang sering aku lakukan. Demi memenuhi rasa keingintahuanku
Hemat namun belum mau keluar dari zona nyaman. Mengingat uang pemberian orangtuaku yang tak begitu banyak untuk hidup di kota pelajar. Hemat adalah hal mutlak yang harus aku lakukan. Alhamdulillah tiap akhir pekan/akhir bulan selalu ada uang sisa. Uang sisa yang bisa aku kumpulkan untuk membeli perlengkapan pribadi di kemudian hari. Walaupun termasuk hemat, aku kecewa dengan diri sendiri karena belum mau dan bisa keluar dari zona nyamanku. Karena terlalu berhati-hati dalam beraktivitas dan memutuskan sesuatu. Padahal aku juga tahu, kalau aku mampu keluar dari zona nyaman dengan segera. Kesuksesan akan lebih cepat datang kepadaku. Semoga setelah aku menulis tulisan ini, aku segera keluar dari zona nyamanku ini.
Kepribadian-kepribadian tadi hanya beberapa dari dari seluruh kepribadianku ataupun kepribadian seorang melankolis. Kalau ingin tahu tipe kepribadian melankolis lebih detail, bisa menghubungi pakar kepribadian manusia. Aku disini cuma cerita dikit hehehe Tiap tipe kepribadian jelaslah punya kelebihan ataupun kelemahan. Begitupula dengan kepribadian tipe melankolis. Dan tiap kepribadian yang ada pada diri kita juga masih bisa berubah. Marilah pertahankan kelebihan yang kita miliki, dan kita hilangkan kelemahan yang kita miliki. Demi manusia yang berguna bagi bagi manusia lainnya. Karena sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang berguna bagi orang lainnya.